JADIKAN SIKAP MENGAMPUNI ITU BUDAYA HIDUP. Mengapa?

 JADIKAN SIKAP MENGAMPUNI ITU BUDAYA HIDUP.
Mengapa?

AYAT INTI
Matius 18:22 (TB)
Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

Bacaan Hari Ini :  Matius 18:21-35. Ini merupakan perumpamaan Yesus tentang mengampuni. 

Ilustrasi : Orang itu telah menyakiti hati saya, mengecewakan saya, berbuat yang tidak baik kepada saya dan keluarga saya, bahkan ia berulang kali melakukannya. Jadi, haruskah saya mengampuni dia?. Pertanyaan ini sering sekali terlintas di hati kita bukan?. Dan jika jawabannya memilih harus atau tidak, maka kita sudah punya jawabannya. Jawapan kita ya, harus. Namun, sampai berapa kali kita mengampuni dia?.

Apa kata firman Tuhan tentang hal itu?. Berapa kali mengampuni?. Tuhan Yesus berkata, “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (ay. 22). Apa maksud ini dalam konteks rohani?.

Aplikasinya.....  Kita harus mengampuni orang yang telah menyakiti kita sebanyak empat ratus sembilan puluh kali. Ertinya mengampuni itu tidak terbatas. Jawaban Yesus pada Petrus ketika Petrus menanyakan berapa kali ia harus mengampuni saudaranya, bukan menunjuk kepada berapa banyak ia harus mengampuni. Bukan hanya sebanyak 490 kali dia harus mengampuni, lalu sesudah itu dia tidak mengampuni. Sebaliknya, Yesus mengajarkan kepada kita untuk menjadikan tindakan mengampuni sebagai suatu kebiasaan. Perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, biasanya akan menjadi kebiasaan. Dan, mengampuni akan menjadi sukacita jika ia menjadi gaya hidup kita. Sekarang pilihannya ada di tangan kita.

Itu sebabnya pagi ini, Mari kita ingatkan diri kita untuk jujur mengampuni tanpa syarat dan tidak terbatas. Tindakan mengampuni harus menjadi budaya yang murni dalam hidup kita.

DOA 
Ya Tuhan, terima kasih kerna memberi kami kemampuan dan kekuatan untuk terus mengampuni tanpa batas dan syarat. Amin.